Rabu, 14 September 2011

Ozon - Bagus Karena Sebagai Pelindung, Jelek Karena Sebagai Polutan



OZON
Bagus Karena Sebagai Pelindung, Jelek Karena Sebagai Polutan
Oleh DEDE NURROSYID
 
 
Setiap tanggal 16 September diperingati sebagai Hari Ozon Sedunia. Di Hari Ozon Sedunia ini masyarakat dunia kembali digugah kepeduliannya memelihara lapisan ozon bumi.

Ozon adalah suatu molekul berupa tiga atom oksigen yang berikatan (O3). Ozon ditemukan secara alami di stratosfer.  Stratosfer adalah salah satu bagian lapisan atmosfer bumi yang berada pada ketinggian antara 20-50 kilometer di atas permukaan bumi.

Lapisan ozon di stratosfer terbentuk ketika cahaya ultraviolet yang dipancarkan matahari memecah sebuah molekul oksigen (O2) sehingga terbentuk dua atom oksigen tunggal. Kemudian setiap atom oksigen tunggal tersebut berikatan dengan sebuah molekul oksigen untuk membentuk sebuah molekul ozon (O3). Ozon yang terdapat pada stratosfer dikenal dengan istilah “good ozone” karena keberadaannya melindungi permukaan bumi dari bahaya emisi sinar ultraviolet (UV) matahari yang berlebihan.

Reaksi pembentukan dan penguraian ozon secara alami terjadi dalam keadaan seimbang dan terus menerus. Namun keseimbangan tersebut telah terganggu karena pertambahan zat perusak ozon atau ODS (ozone depleting substances), sehingga laju penguraian ozon lebih cepat dibandingkan laju pembentukannya. Hal ini menyebabkan penurunan konsentrasi lapisan ozon di atmosfer.

ODS yang bertanggungjawab terhadap perusakan ozon diantaranya adalah CFC (Chlorofluorocarbon). Senyawa-senyawa CFC, terutama freon 11 dan freon 12, banyak digunakan sebagai pelarut dalam bidang industri, pembersih alat-alat elektronik, mesin pendingin, penyejuk ruangan (AC/ air conditioner), zat pendorong (propellant) pada barang kosmetika, dan alat semprot aerosol.

Pemantauan terhadap kondisi lapisan ozon di stratosfer telah lama dilakukan negara-negara maju sejak 1957. Pada 1985 para peneliti dari Inggris menemukan pengurangan jumlah total ozon selama musim semi di stratosfer Antartika. Pada 1987 stasiun pemantau di Antartika mencatat penurunan jumlah total ozon menjadi kurang dari separuh jumlah ozon yang diukur pada 1970. Penurunan secara drastis ini telah menyebabkan penipisan ozon atau disebut dengan istilah “lubang ozon” (ozone hole).
 
Lapisan ozon di Arktik pada 19 Maret 2010 dan 19 Maret 2011
(sumber gambar: http://www.thewe.cc/)
 
Adanya penemuan lubang ozon telah mendorong disusunnya perjanjian internasional yang dikenal sebagai Konvensi Wina 1985. Perjanjian tersebut bertujuan untuk melindungi lingkungan dan kesehatan manusia akibat penipisan lapisan ozon. Kemudian pada 1987 ditetapkan Protokol Montreal. Dalam protokol tersebut disetujui pengurangan dan penghapusan produksi dan konsumsi CFC, Halon, dan zat-zat sejenis lainnya yang berkontribusi menipiskan lapisan ozon.

Kerusakan lapisan ozon akibat ODS menyebabkan semakin banyak sinar UV yang memasuki bumi. Kondisi ini membahayakan kelangsungan mahluk hidup di bumi. Sinar UV dengan jumlah banyak dapat menyebabkan penurunan kekebalan tubuh, kanker kulit, katarak, dan perusakan sel-sel hidup pada manusia dan hewan.

Sinar UV-B dapat mematikan mikroorganisme yang berperan dalam proses asimilasi nitrogen pada tanah, sehingga mengakibatkan penurunan hasil panen dan kepunahan vegetasi tertentu. Sinar UV-B dengan intensitas yang semakin meningkat dapat mematikan organisme kecil (plankton) yang menjadi basis rantai makanan di laut. Larva ikan, udang, dan hewan-hewan kecil di laut dapat punah akibat sinar UV-B, sehingga populasi ikan di laut menjadi berkurang.

Selain di stratosfer, keberadaan ozon juga ditemukan di troposfer (lapisan atmosfer paling bawah). Ozon di troposfer tergolong sebagai polutan (gas pencemar) yang dihasilkan dari aktivitas manusia, polusi udara dari mesin-mesin industri, dan pembangkit daya berbahan bakar fosil.

Ozon yang terhirup oleh manusia akan memasuki organ bronkiolus dan alveolus pada paru-paru. Kedua organ tersebut merupakan kantung udara yang menjadi bagian penting dalam sistem pernapasan. Ozon yang berulang kali masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan radang pada jaringan paru-paru dan menyebabkan infeksi pada sistem pernapasan. Efek lain dari polusi ozon adalah mengakibatkan punahnya tumbuhan, vegetasi hutan, dan merusak pertanian.
 
***
Penulis
DEDE NURROSYID
Penulis/editor artikel sains dan teknologi










Pilihan